Saturday, May 28, 2011

HOME » , , » ISTRIKU

ISTRIKU

Malam ini masih seperti malam kemaren, bahkan esokpun pasti akan sama dengan saat ini. 5 tahun yang sama sejak aku mendapatkan anugerah pekerjaan ini, yang setiap malam aku ditemani dengan secangkir kopi bikinan istriku dengan tetap terpaku pada pekerjaan dilayar laptop merk TOSHIBA yang selalu menemaniku. Dan sesekali kulihat istriku sedang membaca buku di ruang tamu.

Aku seorang pekerja kantor di perusahaan swasta sebagai bagian administrasi, dan istriku hanya ibu rumah tangga biasa.

------88-----

Esok hari sebelum berangkat kerja, di ruang kerja sambil menyiapkan berkas-berkas yang harus kubawa ke kantor

“Bu, kemeja mas warna biru mana?” tanyaku
“Iya mas sebentar ini lagi disetrika “ Jawabnya

Inilah suasana setiap pagi, istriku yang baru sempat menyiapkan kebutuhanku di pagi hari. Karena setiap malam selalu dihabiskan dengan mengaji bersama ibu-ibu pengajian. Ya, inilah istriku yang sholehah, karena waktunya sering dihabiskan untuk mengurus anak, mengaji dan kajian-kajian keagamaan bersama ibu-ibu kampong dan akhirnya pekerjaan rumahpun sering terlalaikan..

Dulu 6 tahun yang lalu, aku ingat ketika pertama kalinya aku mendatangi sebuah pesantren untuk mencari seorang istri. Daerah kediri tepatnya, aku berangan-angan mempunyai istri sholehah dan aku pikir akan lebih cepat mendapatkannya di pesantren-pesantren. Konyol kan kisah pencarian isriku, tapi kenyataannya aku mendapatkannya.

-----888-----

13.30, jam bekerja selesai dan saatnya bertemu istriku yang sholehah dirumah kecil.

“Bu, mas pulang” teriakku
“Iya mas, ibu di dapur….kaos putih dan celana pendek ada di atas kasur. Maaf mas hari ni ibu telat lagi menyiapkan makan siang “ Jawabnya dari ruang dapur.

Seperti biasa aku menunggu di meja makan, beberapa menit kemudian hidangan telah disiapkan istriku dan kitapun mulai menyantapnya. Sayur bayam kali ini tidak beda dengan rasa sayur asam yang kemaren, asin. Sambel terasinyapun manis seperti manisan….aah, tapi mau tidak mau inilah buatan istriku….”Gak enak!”…untung hanya aku batin, maaf istriku sungguh masakanmu memang tidak enak.

Setelah selesai segera aku beranjak menuju kamar kerjaku, suasana yang selama 5 tahun sudah akrab dengan penglihatanku…tumpukan baju bersih yang belum disetrika, istriku hanya menyetrika baju yang kuperlukan saja bahkan bajunya sendiripun tak pernah sempat disetrika. Disudut ruangan setumpuk baju kotor yang masih sama 2 hari yang alu dan makin menumpuk. Serasa sudah biasa aku hanya menggeleng-gelenggan kepala menyapu pandangan di rumah kecilku.

Tiap sore istriku sibuk menyapu rumah serta halaman, setelah itu bersiap-siap ke masjid sekalian berangkat pengajian.

-----888-----

Rabu, 2 maret 1988 pukul 15.00 sore

”Sore ini mas harus ke kantor karena ada rapat dadagan dengan pimpinan, ibu ada acara apa ba’da maghrib?” Tanyaku
”Pengajian Al-hikam bersama ibu-ibu di masjid Ar rahman mas” jawab istriku, dengan senyum lembutnya sambil menatapku

Inilah istriku, bidadari pujaan kedua orang tuaku. Halus tutur katanya pula santun perilakunya. Tidak pernah sesekali istriku marah atau diam saat aku sering pulang malam karena lembur, Ataupun terkadang aku sering lupa mencium keningnya saat tidur....mmm padahal hal itu yang paling Ia suka.

Sekali lg kukatakan istriku memang luar biasa.

Sehabis maghrib rapat sudah selesai, setelah itu pulang dan bertemu lagi dengan istriku yang sabarnya minta ampun. Istriku tadi bilang malam ini ada kajian bersama ibu-ibu di masjid ar rahman. Labih baik aku kesana sekalian menjemputnya

Hampir 2 bulan aku tak pernah mendatangi masjid ini, sejak terakhir kali ada pengajian akbar maulid nabi dan itupun karena harus memenuhi undangan mengisi sebagai qori’.

Depan masjid yang lenggang karena para jama’ah sedang khusuk mendengarkan kajian di dalam masjid. Aku menunggu di depan penjual bakso sambil berbincang renyah dengan penjual bakso.

Lima belas menit kemudian para jama’ah mulai berhamburan keluar masjid. Akupun beranjak untuk menemui istriku, satu demi satu jama’ah yang keluar tapi belum kutemui istriku keluar. Hingga hanya kulihat sepasang sandal lusuh didepan, sandal itu begitu akrab dengan penglihatanku, jelek diantara yang lainnya....ya itu adalah sandal istriku. Beberapa detik kemudian seorang perempuan menyusul keluar dari masjid.....dengan baju lusuh pula yang apa adanya, kerudung yang kumal dan terlihat memang tak pernah disetrika. Warna baju bawahan yang tak sama dengan blus atas. Dan aku begitu mengenalnya, kini istriku yang keluar menyambutku dengan senyum.
Ya Allah aku tak pernah tau sesabar ini istriku, kenapa ia tak pernah meminta baju baru, sandal ataupun kerudung.

Aku pulang tanpa berkata sepatah katapun, aku telah menyia-nyiakan karunia Tuhan yang indah ini. Tak pernah menyempatkan waktu sekedar menanyakan keperluannya, yang ku tahu hanya bekerja, memberi uang bulanan dan tak pernah aku sekedar menanyakan hal-hal kecil kepadanya. Oh suami macam apa aku ini Tuhan. Baju yang kupakai adalah baju mahal, licin karena selalu distrika oleh istriku tapi bajunya sendiri lusuh dan tak selicin bajuku.

Istriku adalah teguran Tuhan untukku, agar aku dapat selalu bersyukur dengan segala pemberian-Nya.
Esok akan ku ajak istriku belanja, membelikan baju dan sandal untuknya. Dan akan selalu banyak waktu untuknya sekarang.

Dan tak pernah ku lewatkan waktu untuk selalu mencium kening anugerah Tuhan ini saat akan tidur, tak hanya itu......tapi setiap aku bertatap muka dengannya.

----888---

12 Mei 2005, 17:00 WIB

Masih di msjid Al hikam, aku menjemput titipan bidadariku ”Aulia Habsah” dari mengajar TPA. Ini aktivitas sehari-hariku setelah pulang dari kantor. Menjemput putri sewayangku titipan istriku.

Dia tak kalah cantik dengan istriku, sabar dan sebntar lagi ada yang meminangnya . ;-)



Untuk istriku, Zulfa Kamila



Artikel Terkait LAH:

4 comments:

  1. sungguh istri yg baik ya mas, beruntung sekali bisa dapatkan yg seperti itu

    ReplyDelete
  2. anugerah Tuhan yang terbaik buatmu gan..jagailah sebaik2nya semoga terus kekal dalam kebahagian hingga ke akhir hayat.Amin.

    ReplyDelete
  3. @cleverspider55 a.k.a alam1cinta Aamiin ya Robb, semoga Allah senantiasa memberikan berkah pada kita semua, khususnya bagi kami berdua

    ReplyDelete

Salam Ukhuwah, setelah baca tulisan Insan Cita Kom. LAH jangan lupa tinggal jejak dengan berkomentar di bawah ini yah kawan. YAKISA, Yakin Usaha Sampai.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...