Tuesday, June 29, 2010

HOME » , , » KEKALAHAN BUKANLAH KENAIFAN

KEKALAHAN BUKANLAH KENAIFAN

Kekalahan bukanlah kenaifan. Setiap orang pasti pernah mengalami kekalahan dalam hidupnya. Entah kalah dalam suatu kompetisi, kalah dalam bersaing, atau bahkan kalah dalam meraih cita-cita pribadi. Keadaan kalah bagaikan suatu posisi terendah dan terasa pahit.

Mungkin KITA pernah mengalami keadaan kalah. dimana dunia seakan membelakangi dan meninggalkan jauh. Berhari-hari mungkin malas untuk keluar rumah, malu bertemu dengan teman-teman, bahkan malas untuk mengerjakan sesuatu. Mengapa hal itu musti dilakukan. Apa karena hanya menuruti hati yang lagi marah marah dan protes pada keadaan. Merasa dunia tidak adil pada KITA.

Tapi adakah KITA sadari keadaan yang sebenarnya yang terus menghukumi keadaan. Sementara keadaan yang KITA protes itu ternyata tak menggubris rajukan KITA. Matahari tetap muncul dan tenggelam seperti biasa. Hanya karena KITA sedang sedih dan merana, matahari toh tidak otomatis mengucapkan belasungkawa, lalu dengan perhatiannya ia mau sejenak terbit terbalik muncul dari barat dan tenggelam di timur. Ketika ini benar-benar terjadi mungkin KITA merasa gembira dan seakan ditemani.

Pendek kata; singkat kata singkat cerita , sebetulnya tidak ada yang peduli dengan urusan KITA, termasuk masalah kekalahan, kemarahan, kejengkelan, kedengkian KITA, kecuali diri KITA sendiri. KITA terlalu serius pada urusan diri sendiri sementara orang lain juga pasti terlalu sibuk dengan urusan mereka. Begitulah memang manusia, ia hanya fokus pada masalah yang dihadapinya saja, kadang melupakan apa yang ada di sekelilingnya. Maka jika KITA menyangka bahwa orang lain sibuk mengurus urusan KITA termasuk kekalahan KITA, itu adalah sebuah kekeliruan. Tetapi keliru dalam berprasangka itulah yang diteruskan hingga hari ini.

Ibarat sang calon pemimpin yang hendak menjadi pemimpin dalam tambuk suatu kepemimpinan. Singkat kata singkat cerita, jika seorang Calon Pemimpin (CAPEM) suatu partai/golongan gagal meraih suara kemenangan, sementara segala tenaga dan materi telah dikerahkan, kekalahan yang terjadi memang pahit, langit memang terasa runtuh. Tetapi, perlu ditinjau kembali, sebenarnya langit siapakah dan apa yang runtuh. Langit yang runtuh itu hanyalah langit si kalah tadi. Tentunya langit yang asli masih baik-baik saja. Si CAPEM ini merasa orang di seluruh dunia tengah menyorakinya dan mengejek kegagalannya. Padahal tidak, jangankan untuk menyoraki, tahu nama CAPEM tersebut saja warga dunia ini tak punya waktu. Tapi karena dalam pikiran si kalah tadi ia menyangka semua orang tengah gembira melihat si kalah itu kecewa dan malu, maka tergeraklah pikiran negatif orang yang merasa kalah tersebut untuk menyalahkan keadaan. Ia kemudian menyalahkan pemilih (yang bermasalah), menyalahkan pihak-pihak yang dianggapnya bekerja tidak becus, bahkan tim pemengannya pun juga kena damprat amukan emosinya.

Padahal sesungguhnya yang sebenarnya menyoraki kekalahan itu tidak ada. Kalau pun ada jumlahnya paling sedikit saja. Penyorak terbesar pasti diri KITA sendiri. Yang membuat diri ini menjadi sangat DOWN adalah diri KITA sendiri. Yang mengejek diri ini tidak berharga hanya dengan kekalahan kecil ini adalah diri KITA sendiri. Untuk itu, kenapa KITA butuh menyalahkan dunia seisinya untuk sakit hati atas kekalahan ini.

Pernahkah terlintas dalam benak KITA yang pernah merasa kalah bahwa kekalahan ini bukan bersumber dari orang lain. Ketika mengalami kekalahan kebanyakan orang tidak mau mengakui kemenangan lawan, untuk menghargai keputusan “dewan juri”, apalagi mengoreksi diri sendiri. Ketika dalam posisi kalah itu yang muncul adalah tudingan yang seluruhnya mengarah ke pihak lain. Si pemenang pasti cuma beruntung, system mekanismenya yang semrawut dan tidak becus, atau keadaan yang tidak adil.

Pernahkah terpikirkan oleh diri pribadi yang yang dijadikan Calon Pemimpin belum mampu memiliki kepribadian yang baik dan pantas dipilih dan apakah stratak yang dilakukan oleh Tim Pemenangannya belum matang. Bangkitlah! Kekalahan hanya sebagian kecil dari jutaan masalah di dunia ini. Jika KITA melihat ke bawah, banyak sekali orang yang memiliki kesusahan dalam hidup, bukan hanya masalah kecil kekalahan. Kekalahan bukanlah sebuah kenaifan. Syukuri apa yang Ada, bangkitlah dari kegagalan, dan jadikan hidup bahagia tanpa keterpurukan dan keterputuasaan. Songsong hari Esok untuk lebih Baik dan cerah. Yakin Usaha KITA Sampai. YAKUSA
 


Artikel Terkait LAH:

0 comments:

Post a Comment

Salam Ukhuwah, setelah baca tulisan Insan Cita Kom. LAH jangan lupa tinggal jejak dengan berkomentar di bawah ini yah kawan. YAKISA, Yakin Usaha Sampai.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...