Pria berdiri diujung gedung bertingkat empat
Pria memandang tak urung berucap
Teriakkan lantang isi hatinya dalam kebisuan
Pria memandang tak menoleh
Pria menghadang tak kunjung berucap
Pria dikejauhan tetap diujung gedung
Pria merintih dalam jeratan sesal
Kehilangan yang terbaik dalam hidupnya
Juni tanggal dua puluh
Melepas kepergian seorang gadis
Pria menangis ditaklukkan takdir
Menghujat waktu, mengutuk diri
Juni tanggal dua puluh
Tangis langit menangis deras
Tak seorang jua yang tau
Air mata atau tetes hujan
Yang bergulir dari bola matanya
*Puisi ini pernah dihadirkan oleh salah satu kader HMI saat ”sekte cerpen” bersama para sesepuh teater Sirat IAIN SKA
salt likit
ReplyDeletesalt likit
dr mood likit
big boss likit
dl likit
dark likit
JWEFV