Baju Bapak
”Nooooooooooooor!!!”
Bapak memanggilku
Baju kutarik, ”Praaaaaang!!!”
”Aaaah”. Arang ditempat setrikaan jatuh lagi
Aku dengar cinta buta
Mandi kembang ditengah malam
Duuh dinginnya
Katanya ini akhir dari segalanya
Kebahagiaan kugapai
Kematian kucapai
Kau tancapkan benih didalam hatiku yang paling dalam
Kau usapkan peluh cucuranku yang paling bau
Kau pitakan selendang merah erat dipinggangku
Kau lilitkan janur kuning disekitar perkarangan rumahku
Kau rabakan cincin cinta kita dari kubangan kotoran sapi
Kau kecupkan bertubi-tubi ciuman di ubun-ubun kepalaku
Kau peluk erat tak ingin aku pergi
Kau genggam erat tak ingin aku lepas
Kau ijak kakiku tak boleh ku melangkah
Kau dahuluiku tak ingin aku tinggal
Kau pandangiku tak ingin aku hilang
Kau tangisiku tak ingin aku jauh
Kau benar benar seperti anakku!?
Aaah sayank ini berlebihan
*Puisi ini pernah dihadirkan oleh salah satu kader HMI saat ”sekte cerpen” bersama para sesepuh teater Sirat IAIN SKA
0 comments:
Post a Comment
Salam Ukhuwah, setelah baca tulisan Insan Cita Kom. LAH jangan lupa tinggal jejak dengan berkomentar di bawah ini yah kawan. YAKISA, Yakin Usaha Sampai.