Saturday, May 14, 2011

HOME » , , , » Aktualisasi Kepemimpinan dalam Problem Solving di Organisasi

Aktualisasi Kepemimpinan dalam Problem Solving di Organisasi

The ultimate goal of problem-solving is to overcome obstacles and
find a solution that best resolves the issue

Sekilas Problem Solving
Kemarin sore dari bidang kesekretariatan HMI Cabang Sukoharjo Komisariat Luqman Al-Hakim telah mengadakan kajian dan diskusi tentang Aktualisasi Kepemimpinan dalam Problem Solving di Organisasi. Yuk mari kita simak bersama apa-apa saja aktualisasi dari kepemimpinan dalam problem solving. Problem solving merupakan suatu proses mental dan intelektual/kognitif dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat nan akuntabilitas, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Tujuan utama dari pemecahan masalah adalah untuk mengatasi hambatan dan menemukan solusi yang terbaik menyelesaikan masalah. Problem solving dapat dilakukan dengan melalui suatu pendekatan dengan cara problem identifikasi untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap aplikasi selajutnya komprehension untuk mendapatkan solusi dalam penyelesaian masalah. oreantasi dari problem solving adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya pemecahan akar masalah. Apabila solusi jalan keluar yang diharapkan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, berarti telah terjadi kurang pengoptimalan di dalam tahap-tahap awal sehingga setiap enginer (pekerja/aparatur/leader) harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh mesin (Organisasi).

Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa diawali perenungan yang mendalam dalam mewujudkan solusi pemecahan masalah dengan jalan baru. Selain itu untuk menghasilkan sesuatu (ide, paradigma, gagasan) baru yang kerangka solusi dan selanjutnya dikuatkan dalam sebuah keputusan/kebijakan. Akan tetapi sebelum itu dilakuakan ada hal yang perlu dilengkapi lebih dahulu yakni penguasaan informasi dan fakta, karena dengan penguasaan informasi dan data/fakta maka nantinya akan mempermudah dalam penggagasan dan aplikasi dari sebuah solusi produktif. Solusi produktif dapat dilahirkan dari dua aspek yang saling melengkapi yakni aspek kesadaran nalar (aqliyah) dan naluri (batiniyah); keduanya itu harus saling berdampingan proses produksi sebuah konsep. Dimana nalar mewujudkan sebuah perkembangan ide/intelektualnya, sedangkan naluri akan mewujudkan sebuah nilai dan perkembangan aplikatif dari hasil kontemplasinya. Sehingaa dua hal tersebut menjadi instrument dasar dalam sebuah pemecahan masalah.

Struktur Masalah
Kalau dilihat dari sisi strukturnya, masalah terdiri dari masalah terstruktur, tidak terstruktur dan semi-terstruktur.
  • Masalah terstruktur terdiri dari elemen-elemen dan hubungan-hubungan antarelemen yang semuanya dipahami oleh pemecah
  • Masalah tak terstruktur berisikan elemen-elemen atau hubungan-hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit permasalahan yang sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak terstruktur. Sebagaian besar masalah adalah masalah semi-terstruktur, yaitu manajer memiliki pemahaman yang kurang sempurna mengenai elemen-elemen dan hubungannya.
  • Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian elemen-elemen atau hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah.
Langkah dalam Problem Solving
Adapun tiga langkah problem solving adalah :
a.        Mengidentifikasi masalah secara tepat
Secara konseptual suatu Masalah (M) didefinisikan sebagai kesenjangan atau gap antara Target Kinerja (T) yang diharapkan Kinerja Actual (A), sehingga secara simbolik dapat dituliskan bersamaan dengan sebuah rumusan  A-T=M. Berdasarkan konsep seorang problem solver yang professional harus terlebih dahulu mampu mengetahui berapa atau pada tingkat mana kinerja actual saat ini, dan berapa atau tingkat mana kinerja serta harus mampu mendefinisikan secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja actual kita sekarang dan kapan waktu pencapain target kinerja itu.
b.        Menentukan sumber dan akar penybab dari masalah
Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah tersebut.
c.        Solusi masalah secara efektif dan efisien.
Adapun langkah-langkah  Solusi  masalah yang efektif dan efisien yaitu:
  1. Mendefinisikan secara tertulis
  1. Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan :
a)      Akar penyebab dari masalah itu
b)      Penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan
  1. Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat . sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat itu secara tersendiri
  2. Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan mempertimbangkan :
a)      Pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab-penyebab itu
b)      Tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita
c)      Memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan.
  1. Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang diajukan
Adapun langkah-langkah lain, dimana berpikir itu merupakan dasar untuk problem solving (Dewey) adalah sebagai berikut:
  1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
  2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
  3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan.
  4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
  5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada kesimpulan.
Selain di atas ada beberapa langkah dalam problem solving yaitu: kesadaran akan adanya masalah, merumuskan masalah, mencari data dan merumuskan hipotesa-hipotesa itu dan kemudian menerima hipotesa yang benar. Tetapi problem solving itu tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan dapat meloncat-meloncat antara macam-macam langkah tersebut, lebih-lebih apabila orang berusaha memecahkan masalah yang kompleks. Secara sederhananya dapat dikategorikan menjadi beberapa hal yang harus dilakukan dalam pemecahan masalah yang sifatnya tidak begitu komplek:
  1. Mengidentifikasi Masalah: Meskipun mungkin tampak seperti suatu langkah yang jelas, identifikasi masalah tidak selalu sesederhana kedengarannya. Dalam beberapa kasus, orang keliru mungkin mengidentifikasi sumber yang salah dari suatu masalah, yang akan membuat mencoba untuk menyelesaikannya tidak efisien atau bahkan sia-sia.
  2. Mendefinisikan Masalah: Setelah masalah telah diidentifikasi, penting untuk sepenuhnya mendefinisikan masalah sehingga dapat diselesaikan.
  3. Membentuk suatu Strategi: Langkah berikutnya adalah mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah. Pendekatan yang digunakan akan bervariasi tergantung pada situasi dan preferensi individu yang unik.
  4. Mengorganisir Informasi: Sebelum datang dengan solusi, kita perlu terlebih dahulu mengatur informasi yang tersedia. Semakin banyak informasi yang tersedia, yang lebih siap kita akan datang dengan solusi yang akurat.
  5. Mengalokasikan Sumber: Tentu saja, kita tidak selalu punya uang terbatas, waktu dan sumber daya lain untuk memecahkan masalah. Sebelum Anda mulai untuk memecahkan masalah, Anda perlu menentukan seberapa tinggi prioritas itu. Jika merupakan masalah penting, mungkin layak mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk memecahkannya. Namun, jika itu adalah masalah yang cukup penting, maka Anda tidak ingin menghabiskan terlalu banyak sumber daya yang tersedia Anda ke datang dengan solusi.
  6. Membuat Keputusan: Keputusan memiliki peranan penting dalam mengambil beberapa ops yang adai, dan berpikir tentang bagaimana berfikir dan bersikap realistis atas kelemahan dan kelebihan potensi masing-masing opsi. Sebelum memustuskan sebuah kebijakan final tentunya harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa setiap pilihan dalam hal Anda untuk dapat mencapai tujuan dari solusi yang dinginkan.
  1. Pemantauan Kemajuan: Efektif pemecah masalah cenderung untuk memantau kemajuan mereka saat mereka bekerja menuju solusi. Jika mereka tidak membuat kemajuan baik menuju mencapai tujuan mereka, mereka akan mengevaluasi kembali pendekatan mereka atau mencari strategi baru. 
  2. Mengevaluasi Hasil: Setelah solusi telah tercapai, penting untuk mengevaluasi hasil untuk menentukan apakah itu adalah solusi terbaik untuk masalah. Evaluasi ini mungkin langsung, seperti memeriksa hasil soal matematika untuk memastikan jawabannya adalah benar, atau bisa ditunda, seperti mengevaluasi keberhasilan program terapi setelah beberapa bulan pengobatan.
Sebuah metode problem solving lebih baiknya dioreintasikan pada penemuan dan pemecahan masalah secara berkelanjutan. Sehingaa muncul dan lahirlah sebuah pola pikir secara ilmiah, praktis, intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif produktif, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka.


Artikel Terkait LAH:

0 comments:

Post a Comment

Salam Ukhuwah, setelah baca tulisan Insan Cita Kom. LAH jangan lupa tinggal jejak dengan berkomentar di bawah ini yah kawan. YAKISA, Yakin Usaha Sampai.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...